Menurut Alkatiri S (1996) dan Suradi R, Tobing HKR (2004), komponen-komponen di dalam ASI antara lain: protein, laktosa, lemak. Kadar protein ASI sebesar 0,9%, sebesar 60% diantaranya berupa whey, yang lebih mudah dicerna dibandingkan kasein (protein utama susu lembu). Lemak di dalam ASI merupakan campuran dari fosfolipid, kolesterol, vitamin A, dan karotinoid. Di dalam ASI juga terdapat asid amino (sistin dan taurin) yang tidak terdapat di dalam susu lembu. Sistin untuk pertumbuhan somatik (tubuh), sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak.
Kadar elektrolit dalam ASI lebih rendah daripada yang terkandung di dalam susu formula, ini bagus bagi keadaan ginjal bayi yang belum sempurna.
Kadar vitamin A, C, D, E dan niasin di dalam ASI lebih tinggi dibandingkan dengan susu lembu atau susu formula. Sedangkan kadar vitamin neurotopik, seperti: thiamin, riboflavin, dan sianokobalamin di dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan susu lembu atau susu formula.
ASI juga mengandung zat untuk melawan/memberantas jasad renik, seperti sel T dan imunoglobulin, yang merupakan pertahanan tubuh spesifik. Juga mengandung sel fagosit, komplemen C2 dan C4, lisosim, laktoperoksidase, laktoferin, transferin, yang merupakan pertahanan tubuh non-spesifik. Dengan mengikat zat besi, laktoferin telah berperanan mengelak pertumbuhan Stafilokokus dan E.coli yang juga memerlukan zat besi untuk pertumbuhannya. Laktoferin juga dapat mengelak pertumbuhan jamur kandida.
Selain itu, Lactobacillus bifidus di dalam ASI berfungsi mengubah laktosa menjadi asid laktat dan asid asetat. Kedua asid ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asid sehingga mengelak pertumbuhan mikroorganisme, seperti E.coli (yang sering menyebabkan bayi menderita diare), shigella, dan jamur.
No comments:
Post a Comment